Halaman

Doa Sebagai Senjata

Persiapkan Dirimu Untuk Bangun Pagi Shubuh Itu Indah

Jumat, 18 Januari 2013

Tangan Berkata dan Memohon PadaMu

Dia Tahu bagaimana harus sabar

Menjelang magrib Andika, tak habis berpikir banyak ketika tugasnya sebagai penulis, dibebankan dengan tenggang waktu yang belum pernah ia dapatkan, hanya karena persoalan yang tidak menjadi apa bagaimana dan mengapa. Dengan tingkah benar katanya tanpa adaya tata keramah mengatakan semaunya, "sakit mendegarnya enakmengatakan tapi andika tetap sabar sabar adalah jawaban dari keadaan ini. Memang Andika bukalah siapa-siapa... apalagi menjadi yang terbaik sebagai penulis Andika bertugas hanya bisa menulis... apa yang Andika ketahui apa yang Andika sanggupi, apa yang ia dapatkan, tak tahu apa yang menjadi pikiran orang.

Mengatakan semaunya tentang Andika dia, hanya diam sabar dan sadar. "pada jam tertentu dan menuntaskan kewajiban sesuai dengan tekanan dan beban yang diberikan, tapi menurutku dengan cara sopan pula, Andika menerimanya, yang seharusnya jika demikian ini sebuah ujian besar, Andika ingin keluar dari keadaan ini, Andika ingin menjalankan hidup yang lebih baik lagi, Andika ingin menciptakan produk sendiri, cuma saat ini Andika masih mengulur waktu dulu, untuk mulai menghitung hari, mundur, dimana pun Andika.

Andika selalu berpikir ia lemah meskipun sebenarnya ia pria kuat dan sabar hanya saja keadaanyag membuat demikian, dalam bayang yang tak pasti,"ungkap pria 15 tahun ini.
Di dalam doa ketika Andika menghadapi ujian Andika berserah dan berujar, "kuatkanlah Andika ya Allah... Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang, dan berilah jawaban yang baik menurutMU. Kuserahkan hidup danmatiku hanya untukMu. Dalam kutipan Do’a Iftitah.

"Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku kuserahkan hanya pada Allah tuhan seru sekelian alam. Sekali-kali tidaklah Andika menyekutukanNya . Dan dengan demikian Andika ditugaskan, dan Andika adalah dari golongan orang-orang Muslim (Islam)."

Hanya sabar yang berbekas dalam tulissan ini, Andika mulai lelah menjalani hidup ini, Andika mulai jenuh dengan keadaan ini, ketawa danmarah sudahmenjadimakana sehari hari, mengapa harus marah dan tidak seharusnya .marah .marah dengan tak tahu apa yang menjadi keinginan mu, telingAndika panas Andika merasa bersalah, tapi Andika Andika Andika harus tahu bagaimana sabar dan bagaimana mengunakan kata sabar dalam diriku..

Namun keadaan itu meminta suatu jawaban yang mengarah pada keadaan sekarang makna sabar menurut keadaan dan kondisi yang tidak, seharusnya diam. merdekalah orang-orang yang sabar.

Cerita ini tertuang dalam sebauh kisah monyet apes Saat di Buru..Ketika monyet diburu, satu buah peluru menancap di tubuhnya, sang moyet hanya bingung dan bertanya, mengapa dan mengapa ia akan ditangkap dan diburu, dia hanya diam dan menahan rasa sakit, saat satu peluru kembali menembus tubuhnya.

Sambil berlari moyet berusia lanjut itu, berupaya untuk menghindar dari pemburu, seolah olah mengatakan memberikan pesan"apa yang terjadi pada ku, dan mengapa mengusikku", pemburu itu tetap dengan ganas buas menyerang, memukul monyet setinggi 2 meter dengan tubuh gemuk, tapi namanya binatang ia tetap menringgis kesakitan akibat luka dari peluru itu.

Meski begitu, tanpa sedikitpun monyet tua itu melawan meskipun tetap berlari, dan berlari, sesekali di pukul, ia hanya meraung kesakitan tidak harus membalas, sementara pemburu terus memukul, sang monyet tetap diam dan hanya diam. Seolah Moyet pasrah dia tahu umurnya tidak akan lama tapi tidak sedikitpun monyet membalas dari kejahatan pemburu itu... Hingga pada akhirnya sang moyet mati... dengan wajah tersenyumm lebar, di pelukan pemburu yang terjatuh saat berlari mengejar moyet.(Dari kisah Karya Tulis